Fakta Baru Jeju Air: Korsel Sebut Pilot Salah Matikan Mesin, Keluarga Korban Geram
Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Korea Selatan (ARAIB) merilis temuan sementara terkait kecelakaan Jeju Air yang terjadi pada Minggu (29/1/2024) lalu.
Pesawat mengalami kecelakaan ketika melakukan pendaratan di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan pukul 09.04 waktu setempat.
Pilot disebut salah matikan mesin
Menurut temuan ARAIB, kecelakaan Jeju Air pada akhir 2024 disebabkan oleh pilot yang salah mematikan pesawat.
Berdasarkan laporan Korea Times, Senin (21/7/2025), pilot mematikan mesin setelah terjadi bird strike atau serangan burung di area bandara yang menyebabkan kerusakan parah pada mesin sebelah kanan.
Meski begitu, pilot diduga keliru mematikan mesin sebelah kiri yang masih berfungsi ketika prosedur darurat.
Tindakan pilot menyebabkan penghentian Integrated Drive Generator (IDG) yang menjadi komponen penting untuk menghasilkan dan memasok daya listrik ke seluruh sistem pesawat.
IDG yang tidak berfungsi secara baik menyebabkan beberapa peralatan vital, seperti kotak hitam dan roda pendaratan, tidak berfungsi beberapa saat sebelum pesawat mendarat.
Berdasarkan temuan otoritas setempat, pilot sempat mengeluarkan panggilan mayday sebelum pesawat menyentuh landasan pacu.
ARAIB menambahkan, pihaknya telah mengirim dua mesin Jeju Air yang ditemukan di lokasi kecelakaan untuk dianalisis oleh CFM International (produsen mesin pesawat Perancis-AS) pada Mei 2025.
Badan tersebut menambahkan, investigasi terkait kecelakaan Jeju Air juga melibatkan partisipasi dari Dewan Keselamatan Transportasi AS.
Pihak lain yang dilibatkan dalam investigasi adalah Administrasi Penerbangan Federal AS dan Biro Penyelidikan dan Analisis untuk Keselamatan Penerbangan Sipil Perancis.
Keluarga korban protes terkait temuan ARAIB
Meski laporan awal sudah dirilis, keluarga korban Jeju Air tidak terima dengan penjelasan ARAIB.
Keluarga korban menilai, laporan tersebut tidak menyinggung soal penghalang beton di ujung landasan pacu.
Menurut mereka, keberadaan beton membuat kecelakaan Jeju Air menjadi sangat dahsyat.
“Keluarga yang berduka menginginkan penyelidikan yang adil dan transparan atas kecelakaan tersebut," ujar pihak keluarga korban dikutip dari BBC, Senin (21/7/2025).
Keluarga korban kemudian mendesak para penyelidik untuk melakukan konferensi pers hanya setelah pemeriksaan menyeluruh dan cermat selesai dilakukan.
Di sisi lain, serikat pilot Jeju Air juga mengkritik temuan ARAIB karena berfokus pada kesalahan pilot dan meremehkan faktor penyebab lainnya.
0 Response to "Fakta Baru Jeju Air: Korsel Sebut Pilot Salah Matikan Mesin, Keluarga Korban Geram"
Posting Komentar