Anak Macan Bertaring Pedang Membeku di Siberia, Bulunya Masih Utuh
Seekor anak macan bertaring pedang dari Zaman Es baru saja ditemukan dalam kondisi luar biasa: tubuhnya membeku sempurna di tanah beku Siberia, dengan bulu, kulit, dan jari-jari kakinya masih utuh. Penemuan langka ini memberi para ilmuwan jendela baru untuk memahami kehidupan salah satu predator paling legendaris di masa purba.
Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Alexey V. Lopatin dari Borissiak Paleontological Institute, Akademi Sains Rusia, melakukan uji radiokarbon terhadap wol yang masih menempel di tubuh hewan tersebut. Hasilnya menunjukkan usia antara 35.000 hingga 37.000 tahun, masa ketika mamut, bison stepa, dan padang es membentang luas di Siberia.
Spesies ini diidentifikasi sebagai Homotherium latidens, salah satu jenis macan bertaring pedang yang dikenal beradaptasi dengan lingkungan dingin terbuka. Menariknya, bagian wajah, kumis, dan telapak kaki anak macan ini masih bisa diamati dengan jelas, seolah-olah baru saja tertidur di es ribuan tahun lalu.
Apa Sebenarnya Macan Bertaring Pedang?
Meski sering disebut “harimau”, macan bertaring pedang tidak berkerabat langsung dengan harimau modern. Mereka adalah kelompok kucing besar yang hidup pada akhir Zaman Es dan dikenal dengan taring melengkung panjang hingga 18 sentimeter. Taring ini digunakan untuk menaklukkan mangsa besar seperti mamut dan bison.
Tubuh mereka kekar, berotot, dan kakinya pendek, membuat mereka menjadi pemburu tangguh dalam jarak dekat. Namun, sekitar 10.000 tahun lalu, mereka punah—kemungkinan karena kombinasi perubahan iklim, berkurangnya mangsa, dan rusaknya habitat alami.
Anak Macan dari Tanah Beku
Permafrost atau tanah beku abadi di Siberia berperan besar dalam menjaga keutuhan mumi ini. Lapisan es tebal menghalangi udara dan mikroba, sehingga jaringan tubuh tetap utuh selama puluhan ribu tahun.
Bagian depan tubuh anak macan ini masih memperlihatkan tekstur bulu yang padat dan halus, serta bentuk moncong dan telinga yang berbeda dari anak singa modern. Moncongnya lebih pendek dan dalam, dengan telinga kecil yang menempel rapat di kepala—ciri khas hewan yang hidup di lingkungan bersuhu ekstrem.
Lehernya tampak kekar untuk ukuran anak hewan berusia sekitar tiga minggu, menunjukkan bahwa otot penopang kepala sudah berkembang sejak dini—kemungkinan untuk membantu menggigit mangsa atau melindungi diri di alam liar.
Mengintip Isi Tubuh dengan Teknologi Modern
Alih-alih memotong mumi tersebut, tim peneliti menggunakan pemindai CT klinis untuk membuat model tiga dimensi dari tengkorak dan tubuh bagian dalamnya. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan anak singa modern berusia sama.
Dari analisis ini, diketahui bahwa struktur otot dan gigi Homotherium sudah menunjukkan ciri khas pemburu cepat di medan terbuka. Bulu yang masih menempel setebal 2–3 sentimeter memperlihatkan adaptasi terhadap suhu ekstrem.
Telapak kaki depan anak macan ini berbentuk lebar dan hampir persegi, berbeda dari telapak oval milik singa. Bentuk ini membantu menyebarkan berat badan di atas salju, mencegah tubuh tenggelam saat berlari di permukaan es.
Sementara itu, telinga yang kecil dan rendah membantu mengurangi kehilangan panas di angin dingin, sedangkan leher berotot dan bulu tebal memungkinkannya bertahan di padang terbuka yang membeku.
Mengapa Penemuan Ini Penting
Penemuan mumi ini adalah rekor pertama spesies Homotherium latidens di Asia, sekaligus bukti bahwa hewan ini mungkin bertahan lebih lama dan menyebar lebih luas di Eurasia daripada yang sebelumnya diperkirakan.
Berbeda dengan Smilodon—jenis macan bertaring pedang yang lebih dikenal di Amerika—Homotherium memiliki taring lebih pendek berbentuk sabit dan tubuh lebih ramping, cocok untuk berburu di dataran terbuka, bukan mengintai dari semak seperti Smilodon.
Ciri-ciri yang ditemukan pada anak berusia tiga minggu ini menunjukkan bahwa adaptasi pemburu cepat dan kuat sudah muncul sejak usia dini, bukan hasil evolusi pada hewan dewasa.
Mumi anak harimau ini menambah daftar penemuan luar biasa dari Siberia, seperti mamut berbulu dan badak purba. Namun, mumi kucing besar hampir tidak pernah ditemukan, membuat temuan ini semakin berharga bagi ilmu pengetahuan.
Dengan kondisi tubuh yang masih utuh dan teknologi pencitraan canggih, para ilmuwan kini bisa menghubungkan bentuk fisik dengan fungsi biologisnya, menjawab misteri yang sebelumnya hanya bisa ditebak dari tulang belulang.
Penelitian lengkap tentang penemuan ini telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports, menandai babak baru dalam upaya memahami kehidupan dan kepunahan hewan legendaris dari Zaman Es.


0 Response to "Anak Macan Bertaring Pedang Membeku di Siberia, Bulunya Masih Utuh"
Posting Komentar