Pasang Iklan Gratis

Takut dengan Kebijakan Trump, Sebagian Warga AS Berencana Pindah Eropa

 Ketika Donald Trump mengumumkan pencalonannya untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden Amerika Serikat, Doris Davis dan Susie Bartlett, pasangan lesbian antar ras yang tinggal di New York, membuat keputusan besar yang mengubah hidup mereka.

Jika Trump terpilih kembali, mereka siap untuk meninggalkan AS dan pindah ke luar negeri yakni ke Eropa.

Davis dan Bartlett mengaku mereka memberi kesempatan pada Trump selama masa jabatan pertamanya.

Namun, mereka merasa semakin khawatir setelah menyaksikan kebijakan-kebijakan yang mengancam kesetaraan dan hak-hak kelompok LGBTQ+, terutama di masa jabatan kedua Trump.

"Kami mencintai negara ini, tetapi kami tidak mencintai apa yang telah terjadi," kata Davis, seorang konsultan pendidikan berusia 69 tahun, dari rumah mereka di pinggiran kota New York.

"Ketika identitas Anda diserang, ada rasa marah dan frustrasi pribadi," jelas dia, sebagaimana diberitakan Reuters pada Minggu (4/5/2025).

Kini, pasangan tersebut tengah bekerja dengan pengacara imigrasi untuk mengeksplorasi kemungkinan pindah ke Eropa, dengan Portugal dan Spanyol sebagai destinasi utama mereka.

Mereka tertarik dengan gaya hidup Eropa selatan dan sedang mempertimbangkan untuk mengajukan visa nomaden digital atau visa pensiun.

Bartlett, yang sudah berusia 52 tahun dan telah pensiun, mengungkapkan, "Saya sedih pindah, tetapi situasi ini sudah tidak dapat diterima lagi, baik secara politik maupun sosial".

Peningkatan permohonan paspor dan visa

Angka permohonan paspor dan visa menunjukkan adanya tren yang semakin banyak warga AS yang mempertimbangkan untuk meninggalkan negaranya, terutama setelah terpilihnya Trump untuk kedua kalinya.

Meskipun jumlahnya masih relatif kecil di tengah populasi AS yang mencapai 340 juta jiwa, data terbaru menunjukkan lonjakan yang signifikan.

Permohonan paspor Irlandia, misalnya, mencapai level tertinggi dalam satu dekade pada dua bulan pertama tahun 2025, dengan hampir 4.300 permohonan pada Januari dan Februari. Ini merupakan peningkatan sekitar 60 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Di Perancis, permohonan visa jangka panjang dari warga Amerika juga menunjukkan tren positif, dengan 2.383 permohonan tercatat pada tiga bulan pertama 2025, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 1.980 permohonan.

Begitu pula dengan pengajuan paspor Inggris, yang tercatat mencapai rekor pada kuartal terakhir tahun 2024 dengan 1.708 permohonan.

Dampak dari politik dan isu sosial

Banyak orang yang mempertimbangkan pindah ke luar negeri mengatakan bahwa kekhawatiran mereka lebih terfokus pada ketidakpastian politik dan sosial yang timbul di bawah kepemimpinan Trump.

Para pemilih dari berbagai latar belakang, terutama pemilih dari kubu Republik, semakin cemas tentang dampak dari kebijakan yang mempengaruhi hak-hak individu, termasuk hak pasangan sesama jenis dan kebebasan sosial lainnya.

Beberapa selebritas juga memutuskan untuk meninggalkan AS setelah Trump terpilih kembali pada November lalu. Pembawa acara Ellen DeGeneres dan Rosie O'Donnell adalah contoh tokoh terkenal yang mengungkapkan keinginan untuk pindah ke luar negeri.

Thea Duncan, pendiri bisnis relokasi "Doing Italy" yang berbasis di Milan, mengatakan, permintaan untuk informasi mengenai pindah ke luar negeri melonjak drastis, dengan orang-orang Amerika mencari panduan terkait masa depan politik negara mereka.

Di Inggris, perusahaan pengacara imigrasi Immigration Advice Service mencatat peningkatan lebih dari 25 persen dalam pertanyaan dari warga AS yang ingin pindah ke sana.

Wendy Newman, seorang fotografer berusia 57 tahun, memutuskan untuk pindah ke London bersama suaminya pada tahun 2022, sebagian besar karena polarisasi politik yang semakin tajam di AS.

"Kami merasa hak-hak kami lebih terjamin di Inggris," kata Newman. Ia berharap putrinya, yang masih tinggal di AS dan sedang melanjutkan pendidikan di Inggris, juga dapat pindah ke sana.

Peningkatan layanan relokasi

Perusahaan Blaxit, yang membantu warga Amerika kulit hitam untuk pindah ke luar negeri, juga melaporkan peningkatan signifikan setelah pemilihan Trump, dengan lonjakan lebih dari 50 persen pengunjung ke situsnya.

Chrishan Wright, pendiri Blaxit, menyatakan, ada peningkatan 20 persen dalam keanggotaan berbayar komunitasnya, Blaxit Global Passport.

Wright, yang asalnya dari New York, memilih pindah ke Portugal dua tahun lalu. Ia merasa bahwa keputusan tersebut kini semakin dibenarkan dengan terpilihnya kembali Trump.

Peningkatan minat untuk pindah ke Eropa menjadi fenomena yang lebih nyata, meskipun keputusan besar semacam ini hanya diambil oleh sebagian kecil warga AS.

0 Response to "Takut dengan Kebijakan Trump, Sebagian Warga AS Berencana Pindah Eropa"

Posting Komentar